Alhamdulillah, aku pikir blog ini sudah ga ada lagi. Berhubung hari ini terakhir kerja (karena jumat aku cuti) dan alhamdulillah kerjaan sudah selesai semua, iseng ingin menulis lagi disini. Jadi bagaimana kabar kami selama ini? (kayak ada yang nanya aja ya. hihi..). Formasi sejauh ini masih berempat. Tetap jadi yang tercantik dan belum ada rencana menambah momongan.
H sekarang sudah 7 tahun. Baru naik kelas 2 SD. Belum resmi naik sih, tanggal 21 Juni nanti baru akan bagi raport. Sejauh ini, H masih tetap jadi anak yang manja, cerewet, dan detail. Alhamdulillah perkembangan H di sekolah sangat baik. semester 1 H ranking 6 di kelas. kekhawatiran kami tentang H yang ga bisa mengikuti pelajaran hilang. cuma memang H ini kalau kami ngomong harus diulang. sampai dia yakin, baru dia bisa. agak bermasalah di matematika. kalau diajarkan seperti lemot dan ga ngerti. cuma kalau saat santai, menghitungnya cepet banget. padahal kalau sedang belajar, kok ngitungnya lama banget. Jadi kadang aku juga bingung, dibilang ga bisa tapi anaknya bisa. dibilang bisa gayanya ga meyakinkan gitu. dan karena H sempat speech delay, jadia kemampuan bicara H aku rasa agak kurang berkembang dibandingkan teman-temannya. H mengerti tapi kalau bicara susunan katanya masih sering terbolak-balik. jadi di bagian ini masih PR banget untuk kami. belum lagi kebiasaannya yang sering nangis untuk segala sesuatu. membuatku khawatir juga. smeoga kelas 2 ini H bisa lebih mandiri. aamin.
A sekarang sudah berumur 4 tahun. A juga mengalami speech delay seperti H dulu tapi sepertinya A lebih parah. Jadi sampe saat ini A masih belum bisa komunikasi 2 arah. tapi A sudah tahu hampir semua kosakata, beberapa kosakata inggris, menyanyi, beberapa kalimat dan sekali-sekali bisa menjawab omongan. Tapi aku tetap khawatir. Jadi bulan ini kami membawa A menemui dokter dan psikolog. menurut dokter tumbangnya, A mengalami autis ringan. psikolognya pun berkata hal yang sama. tapi kami masih bingung karena dokter syarafnya A tidak memberikan vonis apa-apa. Setelah lebaran mungkin kami mau kesana, ingin menegakkan diagnosis. Semoga A baik-baik saja. Kalaupun A memang autis, semoga A dapat semangat untuk belajar dan segera mengejar ketertinggalannya.
Jadi sekarang fokusku dan suami memang terhadap A. kemarin sempat ke sebuah tempat terapi di Palembang. Aku sebenarnya kurang sreg, cuma memang tempat terapi ini yang menawarkan apa yang aku butuhkan. itu sebabnya aku kepengen A untuk kesana. tapi suami ga terlalu setuju karena sudah sreg dengan guru A yang sekarang. guru A yang sekarang semacam guru privat. selain suami merasa guru ini cukup memberikan kontribusi positif terhadap A, suami juga khawatir melihat aku yang harus antar A bolak-balik ke tempat terapi tersebut. kalau dengan guru yang sekarang kan, aku cukup di kantor karena gurunya yang datang ke rumah.
A sebelum dengan guru ini sempat terapi di yayasan selama 6 bulan dan ga ada perubahan dong. kata-kata jarang keluar. hanya sekali-sekali. dengan guru ini A bisa meminta sesuatu. ini beberapa kosakata A :
- semua nama alat transportasi (indonesia dan inggris)
- semua nama hewan (indonesia dan inggris)
- semua nama buah (indonesia dan inggris)
- semua nama benda
- meminta sesuatu dengan kalimat atau dia menyeret kita dan menunjuk atau dia mengambil sendiri. kalimatnya : bunda cuci tangan, ganti baju, naik mobil, mano sendal A ye?, mano bunda?, buka pintu, bikin susu, goreng nugget, cebok yuk, haus, makan, nonton smarthafiz.
- masih ga mau makan buah, sayur dan yang aneh-aneh. hanya mau nasi, nugget, roti meises coklat, susu coklat, biskuit regal, biskuit roma, dan teh. masalah ini sangat mengganggu karena jujur, aku sedih melihat H ga mau makan semua hal. jadi selama ini A makannya banyak, berat badan oke, aku topang juga dengan suplemen. tapi aku tahu itu ga cukup. aku ingin A makan sayur dan buah. mencoba jus dan lain-lain. cuma masalahnya, A lihat kami makan nasi dan sayur aja seperti ingin muntah. bahkan A pernah sampai memuntahkan makanannya karena melihat aku makan nasi dan sayur. jadi bisa dikira-kira kan gimana reaksi A kalau kami paksa dia untuk makan sayur atau buah?
mohon doanya untuk H dan A ya teman-teman. semoga mereka sehat terus dan menjadi anak yang cerdas. aamiin
The Adrian
it's all about you, me and our love
Rabu, 29 Mei 2019
Rabu, 10 Juni 2015
chitty chatty abang H
- kalau minum, duduk ya!
(saat liat bundanya minum sambil berdiri)
- cuci tangan!
(saat mau disuapin ayahnya makan dan ayahnya belum cuci tangan)
- bunda, sholat dulu!
(saat liat bundanya masih leyeh-leyeh padahal udah adzan)
- bunda, doa! Ya Allah, semoga makwo cepet sembuh
(setiap malem sebelum tidur. padahal yg didoain sudah istirahat dengan tenang bersama Allah)
- makasih ayah udah ngajakin ke giant
(diucapkan sambil mainin mobil-mobilan yang dibeli di giant dan dalam keadaan kami sedang marah karena si anak ga mau pulang dari mall. ayah bundanya langsung meleleh dengernya)
- haziq bobo, terus bangun, mandi, solat. pergi ke giant. abis giant, carrefour. abis itu JM. terus main loncat-loncat. trus solat. bobo. abis itu pergi lagi and so on...
(ocehan abang H ketika pengen jalan tapi harus nunggu sampe ayah balik ke palembang dulu. sabar ya nak!)
- maaf bunda
(ketika dia numpahin minum ga sengaja)
- bunda beli milo nya empat. buat haziq, bunda, ayah dan dedek
(we love you, son)
- bunda pergi kerja. ga apa-apa. nanti siang kan pulang
(sambil pegangin baju bundanya kemana-mana. makasih ya nak sudah mengerti kalau bundanya harus kerja)
(bunda buka tirai kamar dan ngomong, "wah hari udah terang nak. ada matahari")
- wah, ada giant sama carrefour juga ya bun?
(ealah..dikiranya matahari department store)
- sekali lagi ya bunda. tolong..
(saat minta disuapin susu kental manis lagi)
(saat liat bundanya minum sambil berdiri)
- cuci tangan!
(saat mau disuapin ayahnya makan dan ayahnya belum cuci tangan)
- bunda, sholat dulu!
(saat liat bundanya masih leyeh-leyeh padahal udah adzan)
- bunda, doa! Ya Allah, semoga makwo cepet sembuh
(setiap malem sebelum tidur. padahal yg didoain sudah istirahat dengan tenang bersama Allah)
- makasih ayah udah ngajakin ke giant
(diucapkan sambil mainin mobil-mobilan yang dibeli di giant dan dalam keadaan kami sedang marah karena si anak ga mau pulang dari mall. ayah bundanya langsung meleleh dengernya)
- haziq bobo, terus bangun, mandi, solat. pergi ke giant. abis giant, carrefour. abis itu JM. terus main loncat-loncat. trus solat. bobo. abis itu pergi lagi and so on...
(ocehan abang H ketika pengen jalan tapi harus nunggu sampe ayah balik ke palembang dulu. sabar ya nak!)
- maaf bunda
(ketika dia numpahin minum ga sengaja)
- bunda beli milo nya empat. buat haziq, bunda, ayah dan dedek
(we love you, son)
- bunda pergi kerja. ga apa-apa. nanti siang kan pulang
(sambil pegangin baju bundanya kemana-mana. makasih ya nak sudah mengerti kalau bundanya harus kerja)
(bunda buka tirai kamar dan ngomong, "wah hari udah terang nak. ada matahari")
- wah, ada giant sama carrefour juga ya bun?
(ealah..dikiranya matahari department store)
- sekali lagi ya bunda. tolong..
(saat minta disuapin susu kental manis lagi)
Senin, 25 Mei 2015
tiga bulan ini, kami berkembang :)
well..well.. akhirnya aku buka lagi blog ini. yeah,,3 bulan cuti melahirkan, 3 bulan juga vakum buka blog. boro-boro mau buka, yang ada di rumah hp disita sama anakku. hihi..
3 bulan ini alhamdulillah banyak perkembangan yang menggembirakan dan menyedihkan. ya gitu deh hidup, sekali lo seneng, besoknya udah nangis bombay. tapi kalau udah agak waras dikit biasanya aku suka (sok-sok) cari hikmah tersirat dari suatu kejadian. biar pikiran ga butek banget kan? lagian banyak bersyukur maka semoga semakin banyak pula berkah yang didapat.
baby A
syukur nomer satu adalah baby A. alhamdulillah baby A lahir dengan sehat dan kuat. nangisnya kenceng bok. belom lagi kadar kesabarannya yang nampaknya menurun dari emaknya. telat buka baju dikit buat nyusuin, udah deh menggelegarlah tangisnya. ditambah kadar kehigienisan ayahnya yang juga diwarisi baby A. lengkaplah sudah. basah dikit, nangis. telat lap-lap pupnya nangis juga. bajunya basah kena air susu, nangis. trus dia gumoh, nangis juga. haha... hidup semarak bener sejak ada si baby A ditambah kadang-kadang duet nangis dengan abangnya, emaknya jadi pengen ikut nangis juga biar bisa bikin trio mewek. so far, dari hasil emaknya melototin growth chart, perkembangannya bagus. dan yang paling bikin jatuh cinta ketika dia senyum-senyum. duh luluh deh emaknya. biar kata perut laper, badan bau belum mandi, dan tumpukan popok menanti dicuci, langsung gendong dan cium-cium. love love..
abang H
syukur nomer 2 adalah si sulung yang tiba-tiba berstatus sebagai abang. semakin kesini semakin manis tingkahnya. kadar kecemburuan ke adeknya juga semakin berkurang. jadi ga was-was lagi kayak waktu pertama kali bawa baby A pulang dari RS. awalnya abang H ga bisa terima. wajar banget. apalagi buat anak 3 tahun yang selama ini menjadi top priority orang serumah. beneran serumah karena bahkan om-omnya yang masih lajang itu menjadikan H sebagai pusat dunia. gimana enggak, H nangis dikit mereka langsung heboh. ngajak main, beliin makanan, diajak keliling naik motor dan mobil. kadang suka geli sendiri ngeliat H sampe kebingungan karena ditawari ini dan itu oleh om-omnya.
jadi ketika si adek datang, jeng-jeng..kecemburuannya karena perhatian kami yg terbagi. karena mulai dinomorduakan pada saat-saat tertentu membuat suasana menjadi ga mudah awalnya. lengkingan, jeritan bahkan pemukulan dilakukan oleh H ke A. sampe sekarang, kadang-kadang suka mukul juga. tapi ga kayak dulu. sekarang lebih ke arah gemes. terus mulai mau cium-cium adeknya dan yang terpenting ga cemburu lagi ketika si adek nenen. karena kemarin saking cemburunya H ga mau aku nenenin A. runyam deh jadinya. walhasil kalau nenen harus sembunyi-sembunyi atau nenen sambil dengerin H nangis. sedap pokoknya.
efek 3 bulan di rumah pun ternyata membuat H akhirnya bisa ngomong. yang ini sih sampe sujud-sujud syukur. H ini kan udah mau 3 tahun tapi satu kata aja belum keluar. diberi perintah ngerti tapi mengungkapkan sesuatu masih pake isyarat. orang tua mana yang ga cemas liat anaknya belum bisa mengeluarkan satu kata pun. akhirnya bulan februari kemarin, kami mendaftarkan H untuk terapi wicara. dan karena aku juga cuti melahirkan jadi semakin intensiflah waktu buat ngajarin H ngomong. dan ga sampe sebulan, H udah bisa merangkai kata. sekarang malah udah bisa nyanyi dan membuat kalimat panjang. walaupun masih terpotong-potong misal mau jadi ma-u. tapi melihat perkembangannya sekarang bikin hati berbunga. dan tau ga lagu kesukaannya apa? ma da yu (it means :can't smile without you-nya barry manillow) dan big big je (big-big girl dari emilia). jadi sekarang kalau nyanyi ya itu. sampe dia hapal walaupun dengan versi bahasa sendiri. hihi..
hubby
dua hari setelah A lahir, launching lah SK mutasi dan nama si ayah ada di dalamnya. resmilah sudah berpisah dari palembang dan harus pindah ke luar kota. ga jauh sih cuma sekitar 7 jam dari palembang. tapi ini membuat ritme hidup kami menjadi berbeda. dari biasanya kumpul dan ketemu tiap hari menjadi hanya bisa di sabtu-minggu aja. shock udah pasti. sampe saat ini pun minggu malam adalah waktu yang menyedihkan buat kami. karena ayah harus pergi kerja lagi. H yang selalu jadi anak ayah yang paling kehilangan (oke,,aku juga sih). ayah ini kan temen mainnya H. H main, mandi, makan, bahkan pipis pun sama ayahnya. jadi ketika ga ada ayah ya H kadang cuma plangak plongok di rumah. nonton TV atau hal yang paling bisa bikin dia ketawa-tawa adalah liat video dia dan ayahnya di hape.
bagi aku dan ayah pun jelas berat. siapa sih yang pengen jauh-jauhan kayak gini. aku pun rasanya pengen cepet pergi kesana. cuma kendalanya satu, siapa yang mau jaga anak-anak ketika aku dan suami kerja? doeng..itu lagi kan. trus kepikiran resign. trus inget klo ortu dan mertua menentang keras. balik lagi. macam lingkaran setan aja masalah resign ini. jadilah yang bisa dilakukan hanya berdoa dan berdoa semoga dikuatkan dan segera bisa kumpul kembali.
me
menjadi ibu dari dua anak lelaki dan seketika itu juga harus pisah sama suami. awalnya mikir sanggup ga ya. tapi sudah depan mata gini mau gimana lagi, harus BISA. dan yes, walaupun pastinya ada drama air mata (yang paling sering sih karena ngeliat kelakuan abang H yang suka nelangsa panggil-panggil ayahnya), badan rontok semua, emosi yang roller coaster (ini asli jadi gampang tersulut emosinya terutama kalau H mulai bertingkah. ya i know, dia kayak gitu karena cari perhatian. tapi tetap aja kalau lagi capek banget, ujung-ujungnya marah juga) sampai saat ini aku dan anak-anak masih bertahan. tetap antusias menyambut jumat malam, bersenang-senang di sabtu dan mewek di minggu.
terus pertama kali di dalam hidup, aku bawa motor sendiri ke tempat kerja. bagi sebagian orang mungkin biasa aja. tapi bagi aku, ini prestasi. bertahun-tahun lalu belajar motor. dalam 3,5 tahun cuma sekali bawa motor itupun ke warung deket rumah. aku ga berani bawa motor sendirian. sekarang tiba-tiba bawa motor ke kantor yg mana harus lewat jalan besar dan lampu merah. rasanya jangan ditanya. mana ga ada sim dan stnk. motornya pun bukan matic. jadi saking tegangnya, selama di perjalanan aku pake gigi 2 aja. haha... sampe parkiran kantor langsung telpon suami sambil gemeteran, "ayah, aku udah sampe kantor". suami aja ga percaya kalau istrinya berani bawa motor. kalau kepepet ternyata bisa juga ya. next target, bawa mobil. kasian abang H, biasanya suka diajak keliling naik mobil kalau kami pulang kerja. sekarang ga pernah lagi. jadi biar aku yang coba bawa. lumayan lah sekalian persiapan untuk anter jemput abang H sekolah nanti.
finally, tiga bulan ini adalah tiga bulan yang berarti bagi kami sekeluarga. dalam tiga bulan banyak perubahan dan aku bangga kami semua bisa menjalani ini dengan bahagia. yeay..welcome back to office life *ngomongdengantumpukanberkas
3 bulan ini alhamdulillah banyak perkembangan yang menggembirakan dan menyedihkan. ya gitu deh hidup, sekali lo seneng, besoknya udah nangis bombay. tapi kalau udah agak waras dikit biasanya aku suka (sok-sok) cari hikmah tersirat dari suatu kejadian. biar pikiran ga butek banget kan? lagian banyak bersyukur maka semoga semakin banyak pula berkah yang didapat.
baby A
syukur nomer satu adalah baby A. alhamdulillah baby A lahir dengan sehat dan kuat. nangisnya kenceng bok. belom lagi kadar kesabarannya yang nampaknya menurun dari emaknya. telat buka baju dikit buat nyusuin, udah deh menggelegarlah tangisnya. ditambah kadar kehigienisan ayahnya yang juga diwarisi baby A. lengkaplah sudah. basah dikit, nangis. telat lap-lap pupnya nangis juga. bajunya basah kena air susu, nangis. trus dia gumoh, nangis juga. haha... hidup semarak bener sejak ada si baby A ditambah kadang-kadang duet nangis dengan abangnya, emaknya jadi pengen ikut nangis juga biar bisa bikin trio mewek. so far, dari hasil emaknya melototin growth chart, perkembangannya bagus. dan yang paling bikin jatuh cinta ketika dia senyum-senyum. duh luluh deh emaknya. biar kata perut laper, badan bau belum mandi, dan tumpukan popok menanti dicuci, langsung gendong dan cium-cium. love love..
abang H
syukur nomer 2 adalah si sulung yang tiba-tiba berstatus sebagai abang. semakin kesini semakin manis tingkahnya. kadar kecemburuan ke adeknya juga semakin berkurang. jadi ga was-was lagi kayak waktu pertama kali bawa baby A pulang dari RS. awalnya abang H ga bisa terima. wajar banget. apalagi buat anak 3 tahun yang selama ini menjadi top priority orang serumah. beneran serumah karena bahkan om-omnya yang masih lajang itu menjadikan H sebagai pusat dunia. gimana enggak, H nangis dikit mereka langsung heboh. ngajak main, beliin makanan, diajak keliling naik motor dan mobil. kadang suka geli sendiri ngeliat H sampe kebingungan karena ditawari ini dan itu oleh om-omnya.
jadi ketika si adek datang, jeng-jeng..kecemburuannya karena perhatian kami yg terbagi. karena mulai dinomorduakan pada saat-saat tertentu membuat suasana menjadi ga mudah awalnya. lengkingan, jeritan bahkan pemukulan dilakukan oleh H ke A. sampe sekarang, kadang-kadang suka mukul juga. tapi ga kayak dulu. sekarang lebih ke arah gemes. terus mulai mau cium-cium adeknya dan yang terpenting ga cemburu lagi ketika si adek nenen. karena kemarin saking cemburunya H ga mau aku nenenin A. runyam deh jadinya. walhasil kalau nenen harus sembunyi-sembunyi atau nenen sambil dengerin H nangis. sedap pokoknya.
efek 3 bulan di rumah pun ternyata membuat H akhirnya bisa ngomong. yang ini sih sampe sujud-sujud syukur. H ini kan udah mau 3 tahun tapi satu kata aja belum keluar. diberi perintah ngerti tapi mengungkapkan sesuatu masih pake isyarat. orang tua mana yang ga cemas liat anaknya belum bisa mengeluarkan satu kata pun. akhirnya bulan februari kemarin, kami mendaftarkan H untuk terapi wicara. dan karena aku juga cuti melahirkan jadi semakin intensiflah waktu buat ngajarin H ngomong. dan ga sampe sebulan, H udah bisa merangkai kata. sekarang malah udah bisa nyanyi dan membuat kalimat panjang. walaupun masih terpotong-potong misal mau jadi ma-u. tapi melihat perkembangannya sekarang bikin hati berbunga. dan tau ga lagu kesukaannya apa? ma da yu (it means :can't smile without you-nya barry manillow) dan big big je (big-big girl dari emilia). jadi sekarang kalau nyanyi ya itu. sampe dia hapal walaupun dengan versi bahasa sendiri. hihi..
hubby
dua hari setelah A lahir, launching lah SK mutasi dan nama si ayah ada di dalamnya. resmilah sudah berpisah dari palembang dan harus pindah ke luar kota. ga jauh sih cuma sekitar 7 jam dari palembang. tapi ini membuat ritme hidup kami menjadi berbeda. dari biasanya kumpul dan ketemu tiap hari menjadi hanya bisa di sabtu-minggu aja. shock udah pasti. sampe saat ini pun minggu malam adalah waktu yang menyedihkan buat kami. karena ayah harus pergi kerja lagi. H yang selalu jadi anak ayah yang paling kehilangan (oke,,aku juga sih). ayah ini kan temen mainnya H. H main, mandi, makan, bahkan pipis pun sama ayahnya. jadi ketika ga ada ayah ya H kadang cuma plangak plongok di rumah. nonton TV atau hal yang paling bisa bikin dia ketawa-tawa adalah liat video dia dan ayahnya di hape.
bagi aku dan ayah pun jelas berat. siapa sih yang pengen jauh-jauhan kayak gini. aku pun rasanya pengen cepet pergi kesana. cuma kendalanya satu, siapa yang mau jaga anak-anak ketika aku dan suami kerja? doeng..itu lagi kan. trus kepikiran resign. trus inget klo ortu dan mertua menentang keras. balik lagi. macam lingkaran setan aja masalah resign ini. jadilah yang bisa dilakukan hanya berdoa dan berdoa semoga dikuatkan dan segera bisa kumpul kembali.
me
menjadi ibu dari dua anak lelaki dan seketika itu juga harus pisah sama suami. awalnya mikir sanggup ga ya. tapi sudah depan mata gini mau gimana lagi, harus BISA. dan yes, walaupun pastinya ada drama air mata (yang paling sering sih karena ngeliat kelakuan abang H yang suka nelangsa panggil-panggil ayahnya), badan rontok semua, emosi yang roller coaster (ini asli jadi gampang tersulut emosinya terutama kalau H mulai bertingkah. ya i know, dia kayak gitu karena cari perhatian. tapi tetap aja kalau lagi capek banget, ujung-ujungnya marah juga) sampai saat ini aku dan anak-anak masih bertahan. tetap antusias menyambut jumat malam, bersenang-senang di sabtu dan mewek di minggu.
terus pertama kali di dalam hidup, aku bawa motor sendiri ke tempat kerja. bagi sebagian orang mungkin biasa aja. tapi bagi aku, ini prestasi. bertahun-tahun lalu belajar motor. dalam 3,5 tahun cuma sekali bawa motor itupun ke warung deket rumah. aku ga berani bawa motor sendirian. sekarang tiba-tiba bawa motor ke kantor yg mana harus lewat jalan besar dan lampu merah. rasanya jangan ditanya. mana ga ada sim dan stnk. motornya pun bukan matic. jadi saking tegangnya, selama di perjalanan aku pake gigi 2 aja. haha... sampe parkiran kantor langsung telpon suami sambil gemeteran, "ayah, aku udah sampe kantor". suami aja ga percaya kalau istrinya berani bawa motor. kalau kepepet ternyata bisa juga ya. next target, bawa mobil. kasian abang H, biasanya suka diajak keliling naik mobil kalau kami pulang kerja. sekarang ga pernah lagi. jadi biar aku yang coba bawa. lumayan lah sekalian persiapan untuk anter jemput abang H sekolah nanti.
finally, tiga bulan ini adalah tiga bulan yang berarti bagi kami sekeluarga. dalam tiga bulan banyak perubahan dan aku bangga kami semua bisa menjalani ini dengan bahagia. yeay..welcome back to office life *ngomongdengantumpukanberkas
Senin, 16 Februari 2015
Jatah Anak Soleh
minggu pagi sampai siang, bundanya pergi ikut seminar. sorenya, ayahnya pergi sendiri ke gelora sriwijaya nonton pertandingan bola. masing-masing udah dapet jatah "me time". maghrib, lagi enak-enak di kamar menyimak azan di TV. biasanya haziq paling seneng liat azan setelah itu baca doa setelah azan. nah di tengah-tengah azan tiba-tiba ambil sajadah dan dibentangkan. abis itu ribut minta dipakein sarung (ayahnya). walhasil bundanya harus gulung sana sini dulu biar sarungnya muat di badan kecil haziq. karena kelamaan, nangis lah anaknya. setelah dipakein sarung, ribut nyuruh bundanya ambil mukena (solat). sambil dorong-dorong bunda ke belakang ambil wudhu. lagi ambil wudhu, ayahnya keluar dari kamar mandi. alhasil ayahnya batal ke masjid, jemaah bertiga di rumah.
setelah solat, lari ke kamar minta dipakein celana jeans (berarti ngajak jalan). oh jadi ini toh grasak grusuk mau solat daritadi. ada anak yang minta jalan-jalan sebagai jatah anak soleh. i love you to the moon and back, son.
*ps : selama ini haziq emang selalu diajak ke mall setelah solat. entah itu maghrib atau isya. paling sering isya sih. biar nyampe rumah langsung tidur. jadi mungkin tersetting di pikirannya, kalau mau jalan ya solat dulu. ckck..
setelah solat, lari ke kamar minta dipakein celana jeans (berarti ngajak jalan). oh jadi ini toh grasak grusuk mau solat daritadi. ada anak yang minta jalan-jalan sebagai jatah anak soleh. i love you to the moon and back, son.
*ps : selama ini haziq emang selalu diajak ke mall setelah solat. entah itu maghrib atau isya. paling sering isya sih. biar nyampe rumah langsung tidur. jadi mungkin tersetting di pikirannya, kalau mau jalan ya solat dulu. ckck..
Selasa, 03 Februari 2015
terima kasih telah memilihku
hai hubby, postingan kali ini spesial buat dirimu. i love you bedebek-debek :D
alhamdulillah, tahun ini adalah tahun kelima usia pernikahan kami. sebenarnya nulis ini udah telat ya. harusnya januari tadi. sebenarnya sampai sekarang, aku dan ayah ga nyangka kalau kami sudah 5 tahun menikah. rasanya WOW banget. sampe kami sering ngomong, "eh kita udah 5 tahun? beneran?" abisnya kami merasa kayaknya baru kemaren aja nikah. tapi kemudian sadar setelah melihat anak-anak sih. haha...
pernikahan ini dimulai dari inbox-inboxan di friendster (jadul amat seus!) jadi bisa dibilang dapet jodohnya di internet. malah si ayah inboxnya to the point banget, langsung ngajak nikah. yaelah, denger suara dan ketemu aja belom udah yakin aja mau ngajak nikah anak orang. ya karena itu hanya percakapan di inbox, aku pikir main-main. eh taunya yang di ono serius. malah langsung mau ngajakin pulang, ketemu sama orang tua. hahaha.. udah kebelet nampaknya. padahal saat itu umurku juga baru 21 dan ayah 24. aku aja terkejut-kejut. bayangkan reaksi keluarga kami ketika kami telpon kalau mau nikah padahal kami baru kenal (ini yang namanya jodoh). mama sampe histeris teriak sambil berusaha menyadarkan bahwa umurku masih muda. ga mau seneng-seneng dulu apa? kerja juga belom (statusnya kan masih magang). dan si anak keukeuh meyakinkan bahwa ini udah pilihan paling oke kok ma. kan seneng-senengnya bisa nanti setelah nikah. lagian aku udah capek juga kalau mau pacaran-putus-cari lagi-pacaran lagi-putus lagi aarggghhh...
ya berhubung dua anak inikebelet keras kepala mau nikah. akhirnya gerak cepat yang ternyata ga bisa cepet juga karena gedung-gedung itu harus di booking setahun sebelumnya *tepok-tepokjidat. lumayan deh ah bisa nabung hana hene hono yang setelah ditotal bikin males belanja karena banyak amat duitnya buat nikah ya even itu nikahnya sederhana pun. alhamdulillah setelah berhemat setahunan, nikahannya terselenggara dengan uang tabungan sendiri. kalau inget mirisnya selama setahunan itu. tiap dapet gaji, kami langsung cicil undangan lah, apalah, pokoknya akhir bulan tinggal makan indomie doang. malah yang paling aku inget saat puasa, pengen banget beli takjil 5 ribu. ga mampu karena duitnya ga ada. tapi kalau ngomong sama orang tua, pokoknya orang tua terima beres. duitnya ada kok. alhamdulillah bisa bikin ortu tenang.
saat setahun itu, kami juga kayaknya ga pernah ada angan-angan kalau nanti rumah tangga kita gini atau gini. semuanya mengalir aja. mungkin karena saat itu sibuk nyiapin nikahan jadi fokusnya ya kesana. setelah menikah, tentu aja ada banyak hal yang buat kami terkaget-kaget. dimulai dari pengaturan emosional, pendalaman kepribadian masing-masing sampai ke keuangan. terkadang ada hal yang bikin aku sebal ataupun si ayah sebal. ada juga perdebatan-perdebatan yang muncul. alhamdulillah walaupun begitu, selama lima tahun ini pun kami punya banyak hal yang bisa kami bagi dan toleransi bersama. dan setiap kalinya aku bersyukur karena si ayah telah memilihku menjadi pendamping hidupnya. biasanya ini ga cuma kupendam di hati aja. sering juga aku bilang ke ayah, "makasih yah sudah ngajakin aku nikah. aku bahagia". tujuannya jelas, biar ayah tahu kalau istrinya ini bahagia lho selama ini. kalau aku pendam doang mah, ga bakalan ngerti. si ayah kan rada lemot. jadi kalau ngomong harus jelas. ga pake kode-kodean. hihi..
kadang aku sendiri ga percaya bisa punya pasangan sehebat dan sebaik ayah. aku sering bilang, "aku pasti melakukan banyak hal baik sampe bisa punya suami kayak ayah" ga, ini ga ngegombal kok. tapi emang sering aja mikir, kok bisa ya punya suami kayak ayah? alhamdulillah Allah sayang dengan aku. dulu sempet takut nikah karena agak trauma juga liat mama dan papa bercerai walaupun saat itu aku masih belum ngerti apa-apa. jadi mindsetnya semua cowok itu sama kayak papa. jadi pas diberi suami yang jauh banget dari mindset awal, aku bener-bener bersyukur. apalagi lihat betapa si ayah mencintai aku, haziq dan dedek. huah udah pasti inget surat Ar Rahman :
alhamdulillah, tahun ini adalah tahun kelima usia pernikahan kami. sebenarnya nulis ini udah telat ya. harusnya januari tadi. sebenarnya sampai sekarang, aku dan ayah ga nyangka kalau kami sudah 5 tahun menikah. rasanya WOW banget. sampe kami sering ngomong, "eh kita udah 5 tahun? beneran?" abisnya kami merasa kayaknya baru kemaren aja nikah. tapi kemudian sadar setelah melihat anak-anak sih. haha...
pernikahan ini dimulai dari inbox-inboxan di friendster (jadul amat seus!) jadi bisa dibilang dapet jodohnya di internet. malah si ayah inboxnya to the point banget, langsung ngajak nikah. yaelah, denger suara dan ketemu aja belom udah yakin aja mau ngajak nikah anak orang. ya karena itu hanya percakapan di inbox, aku pikir main-main. eh taunya yang di ono serius. malah langsung mau ngajakin pulang, ketemu sama orang tua. hahaha.. udah kebelet nampaknya. padahal saat itu umurku juga baru 21 dan ayah 24. aku aja terkejut-kejut. bayangkan reaksi keluarga kami ketika kami telpon kalau mau nikah padahal kami baru kenal (ini yang namanya jodoh). mama sampe histeris teriak sambil berusaha menyadarkan bahwa umurku masih muda. ga mau seneng-seneng dulu apa? kerja juga belom (statusnya kan masih magang). dan si anak keukeuh meyakinkan bahwa ini udah pilihan paling oke kok ma. kan seneng-senengnya bisa nanti setelah nikah. lagian aku udah capek juga kalau mau pacaran-putus-cari lagi-pacaran lagi-putus lagi aarggghhh...
ya berhubung dua anak ini
saat setahun itu, kami juga kayaknya ga pernah ada angan-angan kalau nanti rumah tangga kita gini atau gini. semuanya mengalir aja. mungkin karena saat itu sibuk nyiapin nikahan jadi fokusnya ya kesana. setelah menikah, tentu aja ada banyak hal yang buat kami terkaget-kaget. dimulai dari pengaturan emosional, pendalaman kepribadian masing-masing sampai ke keuangan. terkadang ada hal yang bikin aku sebal ataupun si ayah sebal. ada juga perdebatan-perdebatan yang muncul. alhamdulillah walaupun begitu, selama lima tahun ini pun kami punya banyak hal yang bisa kami bagi dan toleransi bersama. dan setiap kalinya aku bersyukur karena si ayah telah memilihku menjadi pendamping hidupnya. biasanya ini ga cuma kupendam di hati aja. sering juga aku bilang ke ayah, "makasih yah sudah ngajakin aku nikah. aku bahagia". tujuannya jelas, biar ayah tahu kalau istrinya ini bahagia lho selama ini. kalau aku pendam doang mah, ga bakalan ngerti. si ayah kan rada lemot. jadi kalau ngomong harus jelas. ga pake kode-kodean. hihi..
kadang aku sendiri ga percaya bisa punya pasangan sehebat dan sebaik ayah. aku sering bilang, "aku pasti melakukan banyak hal baik sampe bisa punya suami kayak ayah" ga, ini ga ngegombal kok. tapi emang sering aja mikir, kok bisa ya punya suami kayak ayah? alhamdulillah Allah sayang dengan aku. dulu sempet takut nikah karena agak trauma juga liat mama dan papa bercerai walaupun saat itu aku masih belum ngerti apa-apa. jadi mindsetnya semua cowok itu sama kayak papa. jadi pas diberi suami yang jauh banget dari mindset awal, aku bener-bener bersyukur. apalagi lihat betapa si ayah mencintai aku, haziq dan dedek. huah udah pasti inget surat Ar Rahman :
Fa bi ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadzdzibaan
(maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu dustakan)
jadi ayah, terima kasih untuk lima tahun ini dan bunda juga berterima kasih untuk tahun-tahun yang akan kita lewati. terima kasih untuk semua usaha agar cita-cita kita untuk berkumpul di surgaNya nanti dapat tercapai dan terima kasih telah memilihku dan mengajak menikah 6 tahun yang lalu. aku bahagia.
we love you so much..
Selasa, 27 Januari 2015
rumah kami
setelah cerita soal mobil pertama, kali ini pengen bahas masalah rumah. sampai saat ini, kami udah punya dua rumah. bukan, bukan karena kelebihan uang. tapi emang karena kebutuhan. nah kali ini mau dibahas satu persatu tentang detailnya walaupun inti pembiayaannya sih sama-sama KPR.
rumah #1
rumah ini adalah rumah yang pertama kalikami suami cicil saat masih lajang. dibeli setahun sebelum menikah. rumah ini adalah rumah subsidi. jadi bisa bayangin kan ya bentuk dan harganya. kenapa kami pilih rumah ini? karena rumah ini yang pada saat itu kami mampu untuk bayar. dengan harga rumah yang murah dan subsidi cicilan selama dua tahun, rumah ini adalah rumah ideal untuk pasangan muda seperti kami. walaupun letaknya yang (saat itu) jauh dari pusat kota dan kena hinaan mulu dari temen-temen waktu tahu kami tinggal disana, kami tetap semangat. haha..
oke, jadi rumah ini terletak di komplek perumahan yang kebetulan pengembangnya terpercaya. ada sekitar seribu rumah lebih yang akan dibangun (yang sampai saat ini masih dalam tahap pembangunan). tapi mungkin karena ini hanya side project, jadi ga digarap terlalu serius. sampai kami tinggalkan untuk pindah ke palembang, jalan-jalannya masih ada yang belum di aspal. lampu jalan juga hanya seadanya. untuk proses pembiayaannya, kami memakai sistem KPR dengan satu-satunya bank yang terafiliasi yaitu BTN. untuk syarat-syaratnya mudah. waktu itu hanya diperlukan KTP (suami saja karena hanya dia yang menjadi pengutang), surat keterangan dari kelurahan bahwa suami belum mempunyai tempat tinggal (ini berlaku untuk rumah subsidi), daftar gaji, NPWP, fc rekening 3 bulan terakhir dan karena kita PNS maka SK PNS juga dilampirkan. SK nya sih sebagai syarat saja karena tidak ditahan di bank. kemudian setelah lolos administrasi, suami dipanggil untuk diwawancara oleh pihak bank. sebulan setelahnya akad kredit di depan notaris dan pejabat bank. done. rumah mulai dibangun.
saat itu, kami hanya membayar 8 juta rupiah untuk DP dan biaya BPHTB,dll. sedangkan cicilan rumahnya sendiri, fixed s.d 2 tahun. dan selanjutnya akan mengikuti suku bunga. salahnya kami adalah ketika rumah dibangun, kami tidak pernah memantau. alhasil setelah rumahnya jadi kami baru tahu bahwa luas tanahnya kurang sampai hampir 10 meter lebih. bayangin aja sudah luas tanahnya cuma 72 meter persegi eh kurang pula 10 meter-an. gimana kita ga gondok? akhirnya kami mengajukan komplain secara tertulis ke pihak pengembang. ditunggu, tanya ke developer. katanya tunggu, kami tunggu lagi. sampai 1 tahun lebih ga ada tindak lanjut sama sekali. akhirnya suami pakai cara "kasar". sewaktu suami "main" ke kantor pemasaran untuk tanya-tanya progress komplain kami kebetulan suami lihat kartu nama direktur dari developer tersebut dan disitu tercantum juga bahwa direktur ini adalah ketua dari ikatan ... (aku jg lupa namanya) pokoknya semacam ikatan pengembang rumah bersubs*di atau semacamnya lah (pada saat itu). terus suami catat nomor direkturnya diam-diam. dan setelahnya ditelponlah si bapak direktur ini.
ga sampe satu minggu, kami menerima kunjungan dari manajer, staf tekhnik, staf pemasaran dan entah siapa lagi dalam rangka tindak lanjut komplain yang sudah kami ajukan. mereka meminta maaf dan berjanji akan menangani masalah ini secepat mungkin. mereka cerita bahwa direkturnya marah besar dan mereka pikir kami ini adalah teman dari si direktur (keren ya?). ga butuh waktu sebulan kekurangan tanah itupun akhirnya bisa diselesaikan. yang bikin ga enak sih karena rumah tetangga belakang jadi dihancurkan bangunannya sebesar kekurangan tanah kami. alhamdulillah tetangga belakang mengerti. dan akhirnya kembalilah si tanah 10 meter itu. kebetulan selesainya masalah tanah ini pas sebelum kami harus meninggalkan rumah #1.
menurut temanku yang kebetulan kemarin sempet main ke perumahan ini dalam rangka hunting rumah. situasinya sudah bagus disana. jalanan sudah mulai rapi. fasilitas umum juga mulai tertata. dan perumahan ini termasuk perumahan yang rame dan dicari karena aksesnya yang dekat dengan stasiun komuter.
rumah #2
sewaktu kami masih di jakarta, kami memang merencanakan untuk pindah ke Palembang. awalnya sih belum kepikiran mau beli rumah dulu di palembang (duitnya ga ada kakak..). tapi kami denger dari temennya suami yang kebetulan sudah duluan penempatan disana bahwa harga rumah di palembang sudah gila-gilaan bahkan hampir sama dengan harga rumah di serpong. kagetlah kami karena kami juga punya rencana untuk punya rumah di palembang. jadi waktu ada kesempatan untuk mudik ke palembang, kami tanya-tanya harga rumah dan melongo. rumah type kecil pun harganya sudah 300-400 juta. akhirnya ngobrol dengan mertua. eh, mertua menawarkan tanah di komplek perumahan di perbatasan kota palembang. karena saat itu kami sudah mau pulang ke jakarta lagi, akhirnya kami iyakan saja tanpa sempat melihat lokasinya. urusan selanjutnya soal tanah ini diurus oleh mertua via telpon dan surat doang.
2 tahun setelahnya, sewaktu kami sudah pindah ke palembang baru kami memikirkan cara membangun rumah di atas tanah tersebut. karena pohon duit ga berbunga dan hujan duit ga kunjung turun, mau ga mau ya kami tour bank ke bank. tanya sana sini mengenai pembiayaan KPR untuk rumah yang akan dibangun sendiri. ternyata prosedurnya sedikit berbeda dengan prosedur meminjam KPR untuk rumah yang sudah dibangun oleh developer. syarat administratif sih hampir sama ya. bedanya kami diminta melampirkan juga RAB bangunan, IMB dan asli sertifikat tanah yang langsung ditahan oleh bank saat akad kredit. hiks.. untuk RAB, berarti kami harus sudah punya gambaran berapa luas yang mau dibangun dan materialnya. kalau mau simple sih pake jasa konsultan atau arsitek. tapi mana ada duit. akhirnya berbekal ilmu teknologi bangunan yang kupelajari dua semester, akhirnya aku buatlah RAB rumah. untungnya diterima sama banknya. lumayan irit euy. selain itu, kami juga diminta untuk urus IMB rumah. nah masalah ini kami serahkan dengan ayah mertua. setelah dilakukan survey dan penilaian oleh pihak bank, akhirnya tembus deh pengajuan kreditnya.
sebelum ada pencairan, kami harus membayar biaya administratif, notaris,asuransi, penilaian, dll. totalnya waktu itu sekitar 12 jutaan. lumayan yak. setelah itu, malemnya langsung cair deh uangnya untuk tahap pertama. pencairannya ada empat tahap. untuk setiap tahap pencairan, nanti pihak bank datang untuk menilai apakah bangunan kita sudah sampai di tahap berikutnya atau ga. waktu itu pencairan tahap kedua kami sempat terpending karena menurut pihak bank, bangunan kami belum sampai di kondisi tahap kedua. untuk dasarnya apa aku kurang tahu juga. katanya waktu itu harus sampai naik bata dulu. untungnya kami memakai jasa pemborong. pembangunan tetap bisa jalan walaupun uang tersendat dari pihak bank. di pencairan tahap keempat, barulah kami diminta asli IMB yang akan ditahan juga oleh pihak bank sebagai jaminan. agak ribet memang tapi kami puas karena bangun sendiri jadi bisa mengakomodir kebutuhan. ya kalau keinginan mah bangun rumah segede istana lengkap dengan kolam dan tamannya. berhubung duitnya mentok (malah kurang) jadi seadanya dulu. yang penting ada tempat berteduh.
pemborong kami juga baik banget. sebelumnya tentu buat perjanjian dulu hitam di atas putih. tentang material dan lama pengerjaan. ditambah kompensasi kalau ada yang kurang atau rusak sana sini. alhamdulillah setelah hampir setahun rumahnya selesai dibangun, yang kami lihat hasilnya bagus. ga ada komplain sejauh ini. jadi ketemu pemborong baik ini jodoh-jodohan kan? nah resolusi tahun ini sih rumahnya pengen ditempati. abisnya tiap kesana, kami sedih. lihat rumahnya ga terurus. setelah lahiran mungkin akan segera pindah kesana. doakan aja semoga barokah di rumah #2. aamiin.
rumah #1
rumah ini adalah rumah yang pertama kali
oke, jadi rumah ini terletak di komplek perumahan yang kebetulan pengembangnya terpercaya. ada sekitar seribu rumah lebih yang akan dibangun (yang sampai saat ini masih dalam tahap pembangunan). tapi mungkin karena ini hanya side project, jadi ga digarap terlalu serius. sampai kami tinggalkan untuk pindah ke palembang, jalan-jalannya masih ada yang belum di aspal. lampu jalan juga hanya seadanya. untuk proses pembiayaannya, kami memakai sistem KPR dengan satu-satunya bank yang terafiliasi yaitu BTN. untuk syarat-syaratnya mudah. waktu itu hanya diperlukan KTP (suami saja karena hanya dia yang menjadi pengutang), surat keterangan dari kelurahan bahwa suami belum mempunyai tempat tinggal (ini berlaku untuk rumah subsidi), daftar gaji, NPWP, fc rekening 3 bulan terakhir dan karena kita PNS maka SK PNS juga dilampirkan. SK nya sih sebagai syarat saja karena tidak ditahan di bank. kemudian setelah lolos administrasi, suami dipanggil untuk diwawancara oleh pihak bank. sebulan setelahnya akad kredit di depan notaris dan pejabat bank. done. rumah mulai dibangun.
saat itu, kami hanya membayar 8 juta rupiah untuk DP dan biaya BPHTB,dll. sedangkan cicilan rumahnya sendiri, fixed s.d 2 tahun. dan selanjutnya akan mengikuti suku bunga. salahnya kami adalah ketika rumah dibangun, kami tidak pernah memantau. alhasil setelah rumahnya jadi kami baru tahu bahwa luas tanahnya kurang sampai hampir 10 meter lebih. bayangin aja sudah luas tanahnya cuma 72 meter persegi eh kurang pula 10 meter-an. gimana kita ga gondok? akhirnya kami mengajukan komplain secara tertulis ke pihak pengembang. ditunggu, tanya ke developer. katanya tunggu, kami tunggu lagi. sampai 1 tahun lebih ga ada tindak lanjut sama sekali. akhirnya suami pakai cara "kasar". sewaktu suami "main" ke kantor pemasaran untuk tanya-tanya progress komplain kami kebetulan suami lihat kartu nama direktur dari developer tersebut dan disitu tercantum juga bahwa direktur ini adalah ketua dari ikatan ... (aku jg lupa namanya) pokoknya semacam ikatan pengembang rumah bersubs*di atau semacamnya lah (pada saat itu). terus suami catat nomor direkturnya diam-diam. dan setelahnya ditelponlah si bapak direktur ini.
ga sampe satu minggu, kami menerima kunjungan dari manajer, staf tekhnik, staf pemasaran dan entah siapa lagi dalam rangka tindak lanjut komplain yang sudah kami ajukan. mereka meminta maaf dan berjanji akan menangani masalah ini secepat mungkin. mereka cerita bahwa direkturnya marah besar dan mereka pikir kami ini adalah teman dari si direktur (keren ya?). ga butuh waktu sebulan kekurangan tanah itupun akhirnya bisa diselesaikan. yang bikin ga enak sih karena rumah tetangga belakang jadi dihancurkan bangunannya sebesar kekurangan tanah kami. alhamdulillah tetangga belakang mengerti. dan akhirnya kembalilah si tanah 10 meter itu. kebetulan selesainya masalah tanah ini pas sebelum kami harus meninggalkan rumah #1.
menurut temanku yang kebetulan kemarin sempet main ke perumahan ini dalam rangka hunting rumah. situasinya sudah bagus disana. jalanan sudah mulai rapi. fasilitas umum juga mulai tertata. dan perumahan ini termasuk perumahan yang rame dan dicari karena aksesnya yang dekat dengan stasiun komuter.
rumah #2
sewaktu kami masih di jakarta, kami memang merencanakan untuk pindah ke Palembang. awalnya sih belum kepikiran mau beli rumah dulu di palembang (duitnya ga ada kakak..). tapi kami denger dari temennya suami yang kebetulan sudah duluan penempatan disana bahwa harga rumah di palembang sudah gila-gilaan bahkan hampir sama dengan harga rumah di serpong. kagetlah kami karena kami juga punya rencana untuk punya rumah di palembang. jadi waktu ada kesempatan untuk mudik ke palembang, kami tanya-tanya harga rumah dan melongo. rumah type kecil pun harganya sudah 300-400 juta. akhirnya ngobrol dengan mertua. eh, mertua menawarkan tanah di komplek perumahan di perbatasan kota palembang. karena saat itu kami sudah mau pulang ke jakarta lagi, akhirnya kami iyakan saja tanpa sempat melihat lokasinya. urusan selanjutnya soal tanah ini diurus oleh mertua via telpon dan surat doang.
2 tahun setelahnya, sewaktu kami sudah pindah ke palembang baru kami memikirkan cara membangun rumah di atas tanah tersebut. karena pohon duit ga berbunga dan hujan duit ga kunjung turun, mau ga mau ya kami tour bank ke bank. tanya sana sini mengenai pembiayaan KPR untuk rumah yang akan dibangun sendiri. ternyata prosedurnya sedikit berbeda dengan prosedur meminjam KPR untuk rumah yang sudah dibangun oleh developer. syarat administratif sih hampir sama ya. bedanya kami diminta melampirkan juga RAB bangunan, IMB dan asli sertifikat tanah yang langsung ditahan oleh bank saat akad kredit. hiks.. untuk RAB, berarti kami harus sudah punya gambaran berapa luas yang mau dibangun dan materialnya. kalau mau simple sih pake jasa konsultan atau arsitek. tapi mana ada duit. akhirnya berbekal ilmu teknologi bangunan yang kupelajari dua semester, akhirnya aku buatlah RAB rumah. untungnya diterima sama banknya. lumayan irit euy. selain itu, kami juga diminta untuk urus IMB rumah. nah masalah ini kami serahkan dengan ayah mertua. setelah dilakukan survey dan penilaian oleh pihak bank, akhirnya tembus deh pengajuan kreditnya.
sebelum ada pencairan, kami harus membayar biaya administratif, notaris,asuransi, penilaian, dll. totalnya waktu itu sekitar 12 jutaan. lumayan yak. setelah itu, malemnya langsung cair deh uangnya untuk tahap pertama. pencairannya ada empat tahap. untuk setiap tahap pencairan, nanti pihak bank datang untuk menilai apakah bangunan kita sudah sampai di tahap berikutnya atau ga. waktu itu pencairan tahap kedua kami sempat terpending karena menurut pihak bank, bangunan kami belum sampai di kondisi tahap kedua. untuk dasarnya apa aku kurang tahu juga. katanya waktu itu harus sampai naik bata dulu. untungnya kami memakai jasa pemborong. pembangunan tetap bisa jalan walaupun uang tersendat dari pihak bank. di pencairan tahap keempat, barulah kami diminta asli IMB yang akan ditahan juga oleh pihak bank sebagai jaminan. agak ribet memang tapi kami puas karena bangun sendiri jadi bisa mengakomodir kebutuhan. ya kalau keinginan mah bangun rumah segede istana lengkap dengan kolam dan tamannya. berhubung duitnya mentok (malah kurang) jadi seadanya dulu. yang penting ada tempat berteduh.
pemborong kami juga baik banget. sebelumnya tentu buat perjanjian dulu hitam di atas putih. tentang material dan lama pengerjaan. ditambah kompensasi kalau ada yang kurang atau rusak sana sini. alhamdulillah setelah hampir setahun rumahnya selesai dibangun, yang kami lihat hasilnya bagus. ga ada komplain sejauh ini. jadi ketemu pemborong baik ini jodoh-jodohan kan? nah resolusi tahun ini sih rumahnya pengen ditempati. abisnya tiap kesana, kami sedih. lihat rumahnya ga terurus. setelah lahiran mungkin akan segera pindah kesana. doakan aja semoga barokah di rumah #2. aamiin.
Jumat, 23 Januari 2015
berkah silaturahmi
suamiku, entah kenapa dari dulu sampe sekarang selalu punya teman-teman yang bisa dibilang dekat dan umurnya sudah senior. mungkin karena suamiku nyaman bertukar pikiran dengan mereka atau karena teman-temannya juga menganggap suami anak. entahlah. yang pasti, aku selalu suka setiap suami bercerita tentang teman-teman seniornya.
dulu, waktu di Jakarta. sebelum kami menikah. suami punya satu teman senior sebutlah bapak M. suami bilang, hampir tiap hari bapak M traktir dia. entah sarapan atau makan siang. padahal beliau cuma naik vespa ke kantor. mungkin karena dulu penampilan suami lusuh dan ceking. jadi bapak M suka sedih liatnya. kemudian suami melanjutkan kuliah ke jenjang D IV. otomatis, suami berhenti ngantor. dan salah satu yang paling bikin suami sedih adalah berpisah sama Bapak M. kemudian kami menikah dan yang buat kami terkaget-kaget, bapak M ini sempat-sempatnya kirim kado. alhamdulillah.
ga lama setelah itu, bapak M pun pensiun. dan suami kehilangan nomor kontaknya. lengkaplah sudah, putus silaturahmi sampai disana. saat itu, hidup kami pun berjalan cepat. kehidupan dipenuhi dengan kerja, kuliah. kerja, kuliah. dan naasnya kami lupa untuk bersilaturahmi dengan orang-orang terdekat. waktu itu juga kami berada dalam masa penantian. menunggu kehamilan yang tak kunjung datang. sempat bertemu dengan beberapa dokter bahkan hampir merencanakan program kehamilan. tapi karena saat itu, kami ada di masa akhir kuliah yaitu skripsi. jadi semua daya dan waktu terkuras kesana.
setelah sidang skripsi, aku masih harus mengejar tanda tangan dosen penguji sampai ke jakarta pusat. sudah bolak balik dari tangerang ke jakpus dan hampir ga pernah ketemu dosennya. hopeless. tiba-tiba suami inget dengan bapak M. inget juga kalau rumah bapak M kan di kampung melayu. cukup dekat dari jakarta pusat. karena suami pun sudah selesai kuliah dan ada kemungkinan tidak akan ditempatkan di Jakarta karena mintanya di Palembang, niatnya sih mau silaturahmi dan pamitan. akhirnya melajulah kami kesana, mengandalkan ingatan suami yang sudah samar-samar tentang lokasi rumah bapak M. tak lupa sebelum kesana, mampir ke supermarket beli biskuit sebagai buah tangan. alhamdulillah setelah putar sana sini, ketemu juga rumahnya.
saat itu, rumah bapak M sepi. hanya ada anaknya. bapak M dan istri ternyata lagi di masjid ikut kajian. awalnya kami cuma ingin menitipkan buah tangan terus pulang. tapi anaknya kukuh untuk memanggil bapak M di masjid. akhirnya kami menunggu. dan sebuah pemandangan yang masih kuingat sampai sekarang adalah betapa bahagianya bapak M waktu melihat suamiku. bahkan beliau sampai berkaca-kaca karena tidak menyangka kami datang mengunjungi beliau. beliau juga buru-buru meminta anaknya agar memanggil istrinya di masjid untuk diperkenalkan kepada kami. saat itu, kebetulan bapak M dan istri baru selesai menunaikan ibadah haji. dan perbincangan kami dipenuhi kisah-kisah beliau saat di tanah suci.
kemudian pembicaraan beralih kepada kami. saat itu kami ditanya apakah kami sudah mempunyai anak. dan kami jawab, sampai saat itu belum. kami mohon doa dari mereka agar kami bisa segera diberi momongan. serta agar dimudahkan urusan kami karena saat itu aku masih disibukkan dengan urusan kejar mengejar dosen yang ndilalahnya ra uwis uwis. mereka berdua mendoakan kami dan tak lupa membekali kami dengan banyak sekali buah tangan dari Saudi. kami sendiri jadi malu karena kebaikan mereka. kemudian suami meminta nomor kontaknya agar bisa terus berhubungan.
dan ajaibnya, setelah dari rumah bapak M, aku ke kampus di jakarta barat. dan dosen yang kukejar-kejar itu ada disana. dan langsung tanda tangan. kemudian ga sampe seminggu, semua urusan perkuliahanku kelar. setelah itu, suami ditempatkan di Palembang sesuai permintaannya dan alhamdulillah setelah menunggu selama 1 tahun 10 bulan, aku dinyatakan positif hamil dan diiizinkan untuk pindah ke Palembang dalam rangka ikut suami. saat itu aku dan suami hanya bisa bersyukur dan bersyukur untuk nikmat yang tak henti-henti. mungkin ini juga adalah salah satu berkah dari menyambung kembali silaturahmi. tapi yang pasti kami yakin bahwa pada saat itu, bapak M dan istri mendoakan kami setulus hati :)
dulu, waktu di Jakarta. sebelum kami menikah. suami punya satu teman senior sebutlah bapak M. suami bilang, hampir tiap hari bapak M traktir dia. entah sarapan atau makan siang. padahal beliau cuma naik vespa ke kantor. mungkin karena dulu penampilan suami lusuh dan ceking. jadi bapak M suka sedih liatnya. kemudian suami melanjutkan kuliah ke jenjang D IV. otomatis, suami berhenti ngantor. dan salah satu yang paling bikin suami sedih adalah berpisah sama Bapak M. kemudian kami menikah dan yang buat kami terkaget-kaget, bapak M ini sempat-sempatnya kirim kado. alhamdulillah.
ga lama setelah itu, bapak M pun pensiun. dan suami kehilangan nomor kontaknya. lengkaplah sudah, putus silaturahmi sampai disana. saat itu, hidup kami pun berjalan cepat. kehidupan dipenuhi dengan kerja, kuliah. kerja, kuliah. dan naasnya kami lupa untuk bersilaturahmi dengan orang-orang terdekat. waktu itu juga kami berada dalam masa penantian. menunggu kehamilan yang tak kunjung datang. sempat bertemu dengan beberapa dokter bahkan hampir merencanakan program kehamilan. tapi karena saat itu, kami ada di masa akhir kuliah yaitu skripsi. jadi semua daya dan waktu terkuras kesana.
setelah sidang skripsi, aku masih harus mengejar tanda tangan dosen penguji sampai ke jakarta pusat. sudah bolak balik dari tangerang ke jakpus dan hampir ga pernah ketemu dosennya. hopeless. tiba-tiba suami inget dengan bapak M. inget juga kalau rumah bapak M kan di kampung melayu. cukup dekat dari jakarta pusat. karena suami pun sudah selesai kuliah dan ada kemungkinan tidak akan ditempatkan di Jakarta karena mintanya di Palembang, niatnya sih mau silaturahmi dan pamitan. akhirnya melajulah kami kesana, mengandalkan ingatan suami yang sudah samar-samar tentang lokasi rumah bapak M. tak lupa sebelum kesana, mampir ke supermarket beli biskuit sebagai buah tangan. alhamdulillah setelah putar sana sini, ketemu juga rumahnya.
saat itu, rumah bapak M sepi. hanya ada anaknya. bapak M dan istri ternyata lagi di masjid ikut kajian. awalnya kami cuma ingin menitipkan buah tangan terus pulang. tapi anaknya kukuh untuk memanggil bapak M di masjid. akhirnya kami menunggu. dan sebuah pemandangan yang masih kuingat sampai sekarang adalah betapa bahagianya bapak M waktu melihat suamiku. bahkan beliau sampai berkaca-kaca karena tidak menyangka kami datang mengunjungi beliau. beliau juga buru-buru meminta anaknya agar memanggil istrinya di masjid untuk diperkenalkan kepada kami. saat itu, kebetulan bapak M dan istri baru selesai menunaikan ibadah haji. dan perbincangan kami dipenuhi kisah-kisah beliau saat di tanah suci.
kemudian pembicaraan beralih kepada kami. saat itu kami ditanya apakah kami sudah mempunyai anak. dan kami jawab, sampai saat itu belum. kami mohon doa dari mereka agar kami bisa segera diberi momongan. serta agar dimudahkan urusan kami karena saat itu aku masih disibukkan dengan urusan kejar mengejar dosen yang ndilalahnya ra uwis uwis. mereka berdua mendoakan kami dan tak lupa membekali kami dengan banyak sekali buah tangan dari Saudi. kami sendiri jadi malu karena kebaikan mereka. kemudian suami meminta nomor kontaknya agar bisa terus berhubungan.
dan ajaibnya, setelah dari rumah bapak M, aku ke kampus di jakarta barat. dan dosen yang kukejar-kejar itu ada disana. dan langsung tanda tangan. kemudian ga sampe seminggu, semua urusan perkuliahanku kelar. setelah itu, suami ditempatkan di Palembang sesuai permintaannya dan alhamdulillah setelah menunggu selama 1 tahun 10 bulan, aku dinyatakan positif hamil dan diiizinkan untuk pindah ke Palembang dalam rangka ikut suami. saat itu aku dan suami hanya bisa bersyukur dan bersyukur untuk nikmat yang tak henti-henti. mungkin ini juga adalah salah satu berkah dari menyambung kembali silaturahmi. tapi yang pasti kami yakin bahwa pada saat itu, bapak M dan istri mendoakan kami setulus hati :)
Langganan:
Postingan (Atom)