Right or Wrong?

yes,,semenjak punya anak kata-kata ini adalah yg selalu terlintas setiap kali aku bertindak apapun. bener ga ya klo aku gini? atau ini salah atau ga klo aku ngerjainnya gini.

dimulai dari pertama banget nerima anak dari si suster, ini bener ga ya gendongnya? ini cara nyusuinnya bener ga ya? sampe bersihin pupnya juga masih bingung. ya wajar namapun ibu baru. apalagi waktu itu anakku masuk neonatus. yg boleh jenguk cuma emaknya. jadi otodidaklah aku belajar bedong, ganti popok sampe waktu haziq copot tali pusarnya, aku cuma bengong aja ga tau harus diapain (yg pada akhirnya tali puser haziq aku masukin tupperware dan disimpen sampe skrg)

benar atau salah? selalu menghantui tiap hari. sekarang pun pertanyaannya menjadi lebih bervariasi dengan konsekuensi yg semakin besar bahkan bisa jadi ini adalah awal mula pembentukan dari pribadi haziq ke depannya. agak ribet ya bahasanya?hihi...

jadi gini, semakin haziq gede kan semakin berkembang ya kemampuannya baik dalam hal fisik, motorik, pikiran dan sikap. semakin kesini, semakin terlihat kalau haziq ini keras kepala (jelas ya nurun dari emaknya ini) dan perkembangan emosionalnya baik yg mana bikin aku menjadi lebih ekstra hati-hati karena anaknya udah bisa menunjukkan perasaan.

setiap hari aku selalu berpikir apakah tindakan yg udah kuambil bener atau salah, sebagai contoh : dua malam yg lalu haziq dorong2 walkernya. semua rumah dijelajahin sampe kamar. nah di kamar, walkernya mentok karena ada kasur dan anaknya keukeuh mau naikin walkernya ke atas kasur. emaknya ga mau lah itu walker kan udah jalan kemana-mana. akhirnya aku jelasin ke dia, kalau ini udah mentok. haziq bisa jalanin walkernya kalau haziq belok ke arah ruang tengah. anaknya keras kepala, teteup mau walkernya naik ke atas kasur. awalnya nangis merengek-rengek. aku cuma diem sambil mikir,"mulai tantrum nih. aku harus apa? aku diemin aja apa ya?" trus aku cuma diem aja sambil bilang "ini udah mentok, nak. ga bisa jalan. harus belok" dan tambah kencenglah tangisannya. dari awalnya nangis palsu sampe jadi sesenggukan. bundanya mulai panik, trus aku cuma diem aja sambil mikir ini gimana nih? kok nangisnya sampe segini?klo dipeluk bener ga ya? tar dia merasa aku permisive dgn semua tindakan dia ga ya kalau aku peluk?
akhirnya mengikuti naluri, aku peluk haziq. aku angkat ke atas kasur dan aku belai sampe dia diem. abis itu baru aku susuin dan endingnya haziq tidur.

setelah dia tidur, aku coba mengingat semua teori parenting yang pernah aku baca mengenai penanganan anak tantrum (ya ga semua juga keinget, yg penting2 aja sih kyknya) trus aku nanya lagi ke diriku tadi itu tindakakanku udah bener atau salah ya? tar kalau aku kayak tadi efeknya gimana?. ga memungkiri juga kalau setiap orang tua pasti ingin anaknya menjadi lebih baik bahkan mungkin paling baik dari semuanya. itu sebabnya kita rela banting tulang demi anak kan? aku pun begitu. ingin haziq jadi anak soleh, berguna bagi sesamanya, bisa jadi hafidz quran (emaknya aja ga hapal *toyor), ingin dia pinter dan semua yg baik. cuma aku sadar bahwa keinginan ini terjadi apabila ayah dan bunda sebagai orang pertama yg paling dekat dengan haziq bisa memberikan teladan yang baik dan bisa memperlakukan haziq dengan baik juga. itu sebabnya setiap hari pertanyaan benar atau salah selalu muncul karena rasa takut kalau aku melakukan yg salah dan bisa berefek merusak bagi diri haziq.

jadi orang tua itu berat. sungguh. dan kacaunya ga ada manual book yg keluar ketika haziq lahir *mimpi. tindakan kita sebagai orang tua menentukan seperti apa anak kita ke depannya kan? iya kan? *cari pembenaran. semoga apa yg sudah ayah bunda perbuat untuk dirimu bisa membuatmu menjadi pribadi yg soleh dan selalu bahagia ya sayang.

we love u just the way you are, son!