Pages

Kamis, 16 Oktober 2014

when he cry

suamiku tidaklah bisa dibilang suami yang tegar. malah kalau bisa aku bilang suamiku adalah orang yang berhati lembut. hatinya sangat lembut sehingga bisa meneteskan air mata hanya dengan mendengar ceritaku.

aku sangat ingat pertama kali melihat air matanya menetes ketika aku mantap menerimanya sebagai calon suamiku. aku terkesiap karena aku merasa bahwa ini momen yang bahagia kok bisa-bisanya dia nangis? ah,, waktu itu aku menganggap air matanya sangat indah karena aku tahu hatinya bahagia.

setelah itu banyak hal yang aku temui bisa membuat air matanya menetes. terutama ketika awal kehadiran si kecil kami yang harus dipasang selang sana sini atau ketika anak kami menangis setiap mau diambil darah. dia segera pergi menjauh dan ikut menangis. akhirnya mau ga mau akulah yang harus tegar. ya masa kami berdua nangis-nangisan di laboratorium? terus anaknya ga jadi-jadi diambil darah dong.

aku sakit setiap kali air matanya menetes. terutama ketika itu adalah masalah yang aku ga bisa ikut membantu menyelesaikan. maka hanya doalah yang bisa aku panjatkan serta gosokan lembut di punggungnya agar dia bisa sepuasnya meneteskan air mata.

ah..suamiku. dulu aku merasa bahwa ketegaran lelaki adalah ketika dia tidak meneteskan air mata di situasi apapun. tetapi aku salah. aku melihat ketegaran yang lain ada pada dirimu ketika air matamu menetes dan engkau bangkit kembali dari segala keterpurukan yang ada.

i know you always be a hero for us


2 komentar:

  1. laki2 kan juga punya perasaan ya.. jadi boleh dong nangis :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya koh. dulu kan mikirnya cowok paling pantang nangis. taunya lihat suami sendiri nangis, jadi ikutan meleleh :p

      Hapus